Untuk “pengusaha muda” di seluruh dunia

fitrahbukhari
4 Min Read

“apa? Se-pagi ini udah pergi ngantor? Pendapatan juga gak terlalu banyak, waktu untuk keluarga jadi berkurang. Liat aku donk, pagi gini masih di rumah, santai dengan keluarga, pemasukanku juga banyak semenjak ikut bisnis ini… dan menjalankan bisnis dengan menggunakan piyama, gak perlu pakai seragam. so, tunggu apalagi, mari bergabung bersama kami, bla bla bla bla..”

“usia segini gak punya bisnis? Kemana aja? Kapan mau mulai? (sambil tampar wajah)” sepertinya kita sudah sering mendengar kalimat satir dari para pengusaha-pengusaha muda yang saat ini tumbuh bak jamur di musim hujan. Seiring dengan kemajuan teknologi, semakin maju pula beragam cara berdagang. Kini “lapak” tak harus dengan menyewa ruko, tapi cukup punya android, punya pin BB serta media sosial lain, hal tersebut sudah cukup untuk mendukung penjualan. Beragam cara dilakukan, dari mulai mengirim broadcast hingga memodifikasi gambar-gambar unik. Namun yang sedikit mengganggu adalah soal kalimat satir yang kerapkali disuarakan para pengusaha-pengusaha muda-yang saya tahu tujuannya adalah memotivasi-namun terkadang dilakukan dengan cara yang kurang tepat.

Pada dasarnya tidak masalah mengajak atau memotivasi orang lain untuk ikut berbisnis bersama kalian. Namun akan menjadi salah jika men-judge pekerjaan orang lain. setiap orang punya passion tersendiri yang tidak bisa dipaksa oleh siapapun, termasuk juga oleh motivator bisnis seperti kalian.

Jika orang bergerak tidak dengan passionnya, dan tidak nyaman melakukan itu, apa iya harus dipaksa? Dan apakah dengan tidak mengikuti tips usaha dari kalian itu mereka yang bekerja dari pagi sampai larut tidak mendapatkan uang? Dan otomatis tidak mendatangkan kebahagiaan dalam jiwa mereka? Sadarlah kawan, pekerjaan itu bukan soal mengumpulkan pundi-pundi uang dengan sebanyak-banyaknya, Lalu perut kalian membuncit saking kenyangnya, sehingga menjadi sumber penyakit karena kalian malas beraktivitas. Iya kan? Kalian cukup santai-santai di rumah dan uang itu akan datang dengan sendirinya pada kalian?

Perlu ku jelaskan satu hal pada teman-temanku yang sedang semangat-semangatnya menjalankan bisnisnya. Boleh kita mengajak orang untuk mengikuti bisnis yang kita geluti, namanya juga usaha kan? Tetapi tolonglah, jangan menghakimi orang yang tidak punya bisnis seperti kalian.

Setiap orang punya passion, dan sialnya tidak semua passion orang itu di bisnis. Ada passion untuk menjadi guru, politisi, pendakwah, sopir, dll., dan kalian tidak punya hak untuk memandang remeh profesi lain selain yang kalian geluti tersebut. Bahagia itu bukan dari seberapa banyak pundi-pundi yang kalian kumpulkan dalam rekening kalian masing-masing bukan?

Beberapa ada yang menganggap bahagia adalah hidup tenang dan memberikan manfaat bagi orang lain melalui pengabdian, misalnya. Beberapa menganggap bahagia itu bisa setiap hari memberikan ceramah pada jamaahnya. Bahkan juga ada yang merasa bahagia dengan cukup melihat mobil-mobil besar tanpa harus memilikinya. Bahagia itu sederhana, kawan, tidak melulu bicara soal banyak uang.

Pandangan orang juga terhadap uang juga tidak bisa dipaksakan. Kalian yang merasa bahwa dengan berbisnis kalian bisa mengumpulkan uang banyak, tidak masalah, itu normal. Namun sebagian orang juga ada yang menganggap uang bukanlah segalanya, itu hanyalah akibat dari kerja keras dan pengabdian yang ia lakukan selama ini. saya masih yakin teman-teman pengusaha muda yang super-super seperti kalian masih punya fikiran yang jernih untuk membaca tulisan saya ini. saya memang butuh uang, dan saya yakin setiap orang juga butuh akan hal tersebut, tapi sadarilah bahwa uang bukan segala-galanya. Bagi saya, pengabdian untuk orang banyak, jauh lebih penting daripada mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara menyakiti hati dan menginjak kepala orang lain.

Share This Article